Berawal sejak
kali pertama mata saling beradu
Dari sana saya
merasa benar-benar jatuh
Terjatuh ke dalam
dunia yang sebelumnya sempat tak diingini tuk berlabuh
Mana tahu ajian
apa yang kau tabur, sampai saya memutuskan kembali bersimpuh
Dalam sudut malam
usahaku selalu sama,
tuk menghindar
namun hasilnya tak signifikan
Mengendap kemudian
menjalar ke dalam rongga-rongga yang beratma
Akibat daya
pikatmu yang tak terelakkan
Setiap kata
milikmu yang terucap,
tak pernah
benar-benar lepas dari benak
Berbicara
denganmu terlalu lama,
berpotensi buruk
pada gerak rasional
Berusaha lepas,
malah rasa ingin tahu yang menjadi candu
Sedikit demi
sedikit pendirian yang ada mulai terpengaruh
Berdusta dengan
janji pribadi sebab karenamu
Kau pernah
bertutur, aku tak bisa berteman dengan waktu
tapi harus
kuakui, saat ini hanya dia satu-satunya tempat berharapku
agar dapat terus
bertukar pikir denganmu
sampai Tuhan
tanpa ragu memutuskan,
Kun Fayakun!
Surabaya, 25
Januari 2018
Penyemogamu